Dan kemudian seorang lelaki angkat bicara,
Nabi,kini terangkanlah kepada kami tentang hakikat mengenal diri pribadi.
Dan tuturnya terdengar,
Diam-diam dalam hening sepi,hatimu sudah tahu segala rahasia hari serta malam
Akan tetapi telingamu masih rindu mendengar batinmu bersuara.
Kau dambakan bentuk kata-kata untuk makna
Yang selama ini kaupahami dalam rasa,Ingin kauraba dengan sentuhan panca indera,Wujud dimensi tiga dunia mimpi
Semestinyalah demikian keinginanmu.Sumber tersembunyi dari percikapi jiwamu,Meski menyembul dan mengalir ke muara
Gemercik menuju arah samudera.
Sehingga harta terpendam di atas alas tanpa batas jiwamu
Terbuka nyata di hadapan penglihatanmu.
Akan tetapi janganlah harta yang tersembunyi itu kau timbang dengan neraca,dan hendaknya jangan kau duga dengan galah atau kau ukur dengan pita.Karena hakikat diri pribadi ialah samudera tak berpantai
Sumur tanpa dasar.
Hendaknya jangan engkau berkata,"Telah kutemukan kebenaran".Lebih baik ,erasa,"Telah kutemukan sebagian kebenaran".
Hendaknya jangan kau ucapkan,"Telah kutemukan jalan jiwa".Lebih baik bisikan,"Telah kutemukan sesosok jiwa,yang berlalu di sebuah jalan"
Oleh sebab Sang Jiwa melaju di atas segala jalan.
Dia tak berjalan menurut garis lempang.
Tiada pula tumbuh liar bak rumput ilalang.
Sesungguhnya sang jiwa membuka kelopaknya.
Ibarat sekuntum teratai yang bermahkotakan Berjuta-juta daun kembang
Rabu, 08 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
posting tentang cara mengatasi sift emosianal dong bro ..thank's ..
Posting Komentar
Tinggalkanlah sedikit komentar..karena akan sangat berkesan bagi saya,