Ketika lahir Dukacitaku, aku merawatnya dengan baik, dan menjaganya dengan lembut dan penuh kasih.
Dan Dukacitaku tumbuh sebagaimana layaknya makhluk hidup lain, kuat dan indah dan penuh dengan kesenangan yang menakjubkan.
Dan kami saling mencintai, aku dan Dukacitaku,dan kami menyukai kehidupan kami; karena Dukacita memiliki hati yang ramah dan hatiku pun merasa nyaman dengan Dukacita.
Dan ketika kami bercakap-cakap, aku dan Dukacitaku,siang melayang dan malam dipeluk oleh mimpi; sebab Penderitaan memiliki lidah yang fasih,dan lidahku pun fasih dengan Dukacita.
Dan ketika kami bernyanyi bersama, aku dan Dukacitaku, tetangga-tetangga kami duduk di jendela mereka dan mendengarkan; sebab nyanyian kami sedalam lautan dan melodi kami penuh kenangan aneh.
Dan ketika kami jalan bersama, aku dan Dukacitaku, orang-orang memandang kamidengan mata lembut dan berbisik dengan kata-kata manis.
Dan ada yang memandang kami dengan cemburu, karena Dukacita adalah sesuatu yang mulia dan aku bangga pada Dukacita.
Tetapi Dukacitaku mati, sebagaimana yang lain-lain,dan aku menyepi untuk berfikir dan merenung.
Dan kini, saat aku bicara, kata-kataku terdengar berat di telingaku.
Dan ketika aku bernyanyi, tak ada lagi tetangga yang mendengarkan.
Dan ketika aku berjalan-jalan,tak satu pun memandangku.
Hanya di dalam tidurku aku mendengar suara-suara lembut, " Lihat..di sana berbaring seorang lelaki yang ditinggal mati oleh Duka-citanya"
Rabu, 08 September 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkanlah sedikit komentar..karena akan sangat berkesan bagi saya,