Sabtu, 02 Oktober 2010
Hakikat Derita
Maju seorang wanita muda,yang meminta penjelasan soal Derita.
Dan Sang Nabi terdengar bertutur kata,
Perihnya sebuah derita ialah pecahnya sebuah peristiwa,
Robeknya kulit ari yang membungkus kesadaran pemahaman.
Sebagaimana biji mesti pecah,
agar intisarinya merekah terbuka,bagi curahan cahaya Sang Surya
Demikianlah pula bagimu,takkan terelakan sebuah kemestian,
Mencintai derita serta memendam kepedihan
Dan jika saja hatimu masih peka digetari ketakjuban,
Menyaksikan kegaiban yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan,
Maka derita dari rasa pedih itu takkan kurang menakjubkan,
ketimbang kebahagiaan.
Dan engkau pun akan ridha menerima pergantian masa dalam hatimu
Laksana engkau senantiasa ridha menerima sili bergantinya perguliran masa
Yang merayapi sawahmu,semusim datang dan semusim lagi pergi,
Meski agak pilu,maka engkau pun akan tenang memandang,
Turunnya hujan salju yang mengiris dingin.
Kala musim dingin tiba,sebagai tetamu yang menyinggahi hatimu.
Banyak di antara yang deritamu,ialah pilihanmu sendiri
Dialah ramuan pahit pemberian hidup pada pribadi
Demi penyembuhan bagian yang parah di dalam hati.
Maka yakinlah tabib itu,dan reguk habis ramuan pahit kehidupan
Dengan cekatan tanpa bicara
Sebab tangannya,meski hitam dan keras serta terasa berat,Ia mendapat bimbingan gaib yang teramat lembut.
Cangkir obat yang dibawakannya,walau terasa pahit membakar lidah,
Telah dikepal-kepal oleh tangan-Nya
Dari tanah liat hitam yang dibubuhi air ramuan
Dari tetes air mata suci-Nya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
dibalik derita biasanya ada hikmah yang dapat kita petik ...
Posting Komentar
Tinggalkanlah sedikit komentar..karena akan sangat berkesan bagi saya,