Jumat, 30 Juli 2010

Queen

 

Queen adalah kelompok musik rock dari Britania Raya yang berjaya di tahun 70-an sampai 90-an. Bahkan sampai sekarang mereka masih terkenal, terutama karena lagu-lagunya yang sering diputar seperti "We Are the Champions", "Bohemian Rhapsody" dan "We Will Rock You". Mereka sejak awal sampai akhir tidak pernah mengalami pergantian personel, dengan empat anggota John Deacon, Brian May, Freddie Mercury dan Roger Taylor. Queen sempat vakum di awal 1990-an ketika Freddie Mercury meninggal dunia karena AIDS.

Meskipun begitu, mereka masih sempat mengeluarkan album baru, yaitu Made In Heaven pada 1995 dengan menggunakan suara Mercury yang direkam sebelumnya. Mereka juga sempat mengeluarkan singel baru, No-One But You (Only The Good Die Young) pada 1998. Di singel ini, gitaris Brian May merangkap sebagai vokalis karena Queen belum mendapatkan vokalis tetap.

Sebelumnya, Queen sempat mengadakan proyek Queen + .... Proyek ini adalah proyek di mana Queen berkolaborasi dengan artis-artis lainnya seperti George Michael, Elton John, Luciano Pavarotti, dan sebagainya. Queen + ... sudah terlihat sejak diadakannya Freddie Mercury Tribute Concert untuk mengenang Freddie Mercury pada 1992. Hanya saja, Queen + ... cuma menyanyikan lagu-lagu lama mereka yang menjadi hits, seperti Somebody to Love, Too Much Love Will Kill You, dan sebagainya. Setelah rilis singel No-One But You (Only The Good Die Young), basis John Deacon memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Queen. Pada 2004, Queen menemukan vokalis baru, yaitu Paul Rodgers. Mereka sempat mengadakan show di Hyde Park, Sheffield, Inggris. Pada 2008, Queen dan Paul Rodgers berencana untuk mengeluarkan album baru.
Personil Queen

1.Freddy Mercury

















Freddie Mercury adalah vokalis grup musik rock Queen asal Britania Raya. Mercury lahir pada 5 September 1946, di Stone Town, Zanzibar (Sekarang termasuk wilayah Tanzania, Afrika Timur). Nama aslinya ialah Farrokh Bulsara. Kawan-kawannya menjulukinya “Freddie”. Akhirnya keluarganya memanggilnya Freddie juga.

Ia terlahir dari keluarga keturunan Parsi India (Zoroastrian). Orang tuanya adalah seorang Diplomat yang selalu berpindah-pindah, hingga akhirnya menjadikan Zanzibar sebagai tempat kelahiran Freddie Mercury. Menjelang remaja mereka hijrah ke Inggris dan akhirnya mereka menetap di sana.

Mercury lahir di Stone Town, Zanzibar, Afrika, pada 5 September 1946, sebagai sulung dari dua bersaudara. Adik perempuannya bernama Kashmira. Kedua orangtuanya, Bomi dan Jer Bulsara yang keturunan Parsi-India, memberinya nama Farrokh Bulsara. Mercury dan keluarganya hengkang ke Inggris pada 1964, ketika Zanzibar dilanda revolusi.

Ia lalu mendirikan Queen bersama Brian May (gitar), Roger Taylor (drum), dan John Deacon (bas). Dari tangannyalah lahir hits populer Queen, seperti Bohemian Rhapsody.

Karya-karyanya termasuk musik abadi dan dapat didengar segala usia. Gitaris Queen, Brian May, menyebut Freddie sebagai musikus berbakat sekaligus eksentrik. Freddie menulis lagu dengan kunci-kunci yang aneh. Kebanyakan band rock memainkan kunci A atau E, dan bisa D atau G, lain dengan musik Freddie yang mempunyai struktur chord yang aneh dan susah dimainkan dengan gitar. Suara Freddie dahsyat. Timbrenya khas. Tanpa tanding. Salah satu yang dipuji para kritikus musik adalah teknik falsetto-nya yang sempurna.
Meski suaranya berjenis bariton, Mercury lebih sering bernyanyi dengan suara tenor. Ia mampu menjangkau wilayah nada sampai 4 oktaf (termasuk falsetto) dengan suara terendah pada F. Tak heran banyak penyanyi, juga grup band, yang mengidolakan atau mencoba menirukan Mercury dan Queen. Dalam dunia musik internasional, nama Freddie Mercury adalah salah satu Legenda musik Rock. Karya-karyanya termasuk musik abadi yang dapat didengar segala usia.

Menurut May, Mercury musisi yang berbakat sekaligus eksentrik. Freddie menulis lagu dengan kunci-kunci yang aneh. Kebanyakan band rock memainkan kunci A atau E, dan bisa D atau G, lain dengan musik Freddie yang mempunyai struktur chord yang aneh dan susah dimainkan dengan gitar. Dia dilahirkan dengan bakat dalam bidang seni yang luar biasa, sehingga tak ada satupun grup musik yang bisa menyaingi lagu-lagu beliau. Grup musik Queen yang beranggotakan Freddie Mercury, Brian May, John Deacon dan Roger Taylor, pernah dinobati oleh majalah Rolling Stone, sebagai satu-satunya grup musik rock yang seluruh anggotanya bergelar Sarjana.

Selama tahun 1988,kemunculan Mercury yang jarang memunculkan rumor bahwa penyanyi Queen itu mengidap AIDS. Dalam berbagai kesempatan,yang bersangkutan menyangkal bahwa dirinya hanya terlalu “kelelahan” dan sibuk untuk meladeni wawancara. Di sesela rumor itu Queen tetap produktif mengeluarkan album The Miracles dan Inuendo yang telah direkam pada tahun 1990 tapi baru dirilis setahun berikutnya karena terhambat oleh kesehatan Mercury. Meski kesehatannya terus memburuk Mercury masih ap berkontribusi saat bannya mengeluarkan kompilasi hit berjudul Greatest Hits II pada oktober 1991.
Namun pada 23 November 1991 Mercury meninggal yang dilaporkan karena AIDS. Tapi 24 jam berikutnya ada sedikit ralat bahwa ia meninggal karena pneumonia bronchial yang disebabkan AIDS. Upacara pemakamannya bersifat pribadi dalam tata cara agama Zoroaster yang dianut keluarganya. Yang jelas dari empat dari empat personel Queen Freddy Mercury memang paling menonjol,disusul popularitas Brian May yang terutama setelah kematian kawannya itu. Kematian itu tentu saja sangat berpengaruh pada Queen meskipun mereka tetap produktif hingga Deacon sang Drumer mundur pada tahun 1997.

Yang tak bisa dipungkiri,aksi Mercury di panggung tak pernah lepas dari ingatan fans Queen. Simpati terus mengalir kepadanya,juga banyak dari musikus lain. Dengar saja omongan Brian May mengenai Mercury : “..sepanjang waktu kamu mengenal Mercury sebagai sosok besar dan mumpuni,kami selalu mengaguminya” Bahkan,May pernah membuat single yang konon ditujukan untuk dirinya yang berjudul “Too Much Love Will Kill You”

Karya-karyanya yang cukup terkenal, ialah:
  • We Are The Champion
  • Killer Queen
  • Dan lain sebagainya.
Banyak grup Rock modern yang menganggapnya sebagai panutan, seperti Guns N’ Roses, Metallica hingga Dewa 19. Ia meninggal akibat AIDS pada 24 November 1991.

2. Bryan May




Brian May menjadi salah satu dari sekian musisi yang berbakat dan memberikan pengaruh pada tahun 70-an. Ia adalah anak seorang tukang servis elektronik dan musisi. Ia ternyata ikut mewarisi bakat ayahnya dalam bidang menyolder dan musik. Namun ia sanggup menyeimbangkan ketertarikannya akan teknologi dan musisi dan kemudian melanjutkannya untuk meraih gelar di bidang Fisika. Di saat senggangnya ia menyempatkan diri membuat gitar dibantu oleh ayahnya. Gitar buatannya ini yang kemudian menjadi trade-mark Brian May di setiap penampilannya. Saat masih sekolah ia membentuk band pertamanya, 1984, yang merupakan sebuah band instrumental. Band mereka manggung di sekitar kota London dan membuka pertunjukan artis/band legendaris seperti Traffic, Jimmi Hendrix, Pink Floyd dan Tyrannosaurus Rex (nantinya dikenal sebagai T-Rex). Pada tahun 1968, ia meninggalkan bandnya untuk memfokuskan diri pada studinya di Imperial College. 

Saat kuliah, May sering nongkrong bareng Roger Taylor dan kemudian membentuk band hard rock trio bernama Smile. Ia malah juga meneruskan pendidikannya setingkat S2 pada jurusan matematika dan ilmu pengetahuan, tapi kemudian malah memutuskan untuk lebih fokus pada musik secara penuh. Band Smile menandatangani kontrak dengan Mercury Records dan merilis satu single yang tidak meraih sukses. Kemudian mereka menambahkan Freddy Mercury pada posisi vokal dan merubah nama band mereka menjadi Queen. Setelah bekerja dengan beberapa bassist, akhirnya mereka menemukan dan merekrut John Deacon pada tahun 1971. Queen kemudian menandatangani kontrak dengan EMI dan merilis debut albumnya (Queen) pada tahun 1973 dengan kekuatan utama album mereka: kombinasi vokal opera Freddie Mercury dan riff-riff keren Brian May. Brian May bersama Queen terus berekperimen dengan mengembangkan sound mereka. Albun A Night at the Opera dirilis tahun 1975 dan menelurkan lagu hit “Bohemian Rhapsody”, yang memperdengarkan kemampuan musikal dan kehebatan mereka sebagai pengarang lagu. Kedua album mereka selanjutnya A Day at the Races pada tahun 1976 dan News of the World pada tahun 1977 juga meraih sukses besar di radio maupun di toko musik dengan hit-hit mereka seperti “We Will Rock You” dan bahkan “We Are The Champion” dari album News of the World malah digunakan menjadi lagu kemenangan di lomba olahraga di seluruh dunia sampai sekarang. Yang menarik adalah, salah satu lagu dari album News, “It’s Late” adalah lagu dimana Brian May menggunakan two-handed tapping dan hammer-on saat solo gitar dan setahun kemudian baru Eddie Van Halen terkenal dengan two-handed tapping gayanya sendiri. May menyebutkan bahwa tehnik tapping yang ia gunakan diconteknya dari seorang gitaris band club di daerah Texas.

Menurut gitaris band tersebut malah Billy Gibbons (ZZ Top) yang pertama kali menggunakannya dan ia hanya menconteknya. Setelah Freddie Mercury wafat di tahun 1991, Queen secara resmi bubar. Hanya pada event-event khusus seperti “Concert for Life tribute to Mercury” di tahun 1992 (menggalang dana untuk Mercury Phoenix Trust, dibentuk untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya AIDS). Brian May kemudian lebih fokus bersolo karir, merilis Back to the Light pada tahun 1993. Setahun kemudian ia merilis Live at Brixton Academy, yang isinya adalah gabungan dari lagu-lagu solo karirnya dan dari koleksi lagu Queen. Pada tahun 1998 ia merilis album berjudul Another World dimana Jeff Beck ikut mengisi gitar pada lagu “The Guv’nor”. Tentang Suara Gitar dan Rig Tidak lengkap membicarakan Brian May tanpa membicarakan gitarnya. Jantung dari suara gitar May terdapat pada gitar listrik yang diberi nama “Red Special”. Gitar tersebut ia buat berdua bersama ayahnya. Sungguh sangat sulit mencari gitar listrik yang bersuara persis seperti Red Special-nya Brian May kecuali anda mendapatkan replikanya dari luthier Greg Fryer. 

Walaupun Guild dan Burns membuat seri signature Brian May, namun gitar buatan mereka tidak bersuara persis seperti gitar Brian May. Selain itu dalam rig Brian May sendiri terdapat beberapa efek-efek custom, termasuk diantaranya adalah Treble Booster yang digunakannya bersama ampli merk Deacon (Ampli buatan John Deacon, bassist Queen) dan sebuah splitter untuk mengirim sinyal ke tiga ampli Vox AC30 miliknya. Selain itu, Brian May juga menggunakan pick gitar yang tidak lazim. Pick yang digunakannya adalah sebuah koin sixpence (mata uang inggris). Tentang penggunaan koin sebagai pick ini Brian May beralasan bahwa koin tidak mudah lepas dari tangan karena permukaannya yang kasar dan pinggirannya bergerigi tajam

Di Inggris koin ini sudah tidak diproduksi lagi, tapi Brian May telah mengkoleksinya hingga ribuan buah sehingga ia tidak takut kehabisan. Sekarang bagaimana tentang harmoni gitarnya? Rahasianya adalah pada penggunaan 3 ampli tersebut dengan konfigurasi ampli di tengah dry dan ampli kiri kanan sebagai suara efeknya. Pada masa-masa awal karirnya Brian May sering menggunakan splitter 3-way untuk membagi sinyal gitarnya dan dua Echoplex yang di set dengan delay time yang berbeda untuk membentuk harmoni. Kedua Echoplex tersebut kemudian masing-masing menuju ampli yang ada di kiri dan kanan. Brian May sekarang sudah tidak menggunakan Echoplex dan menggantinya dengan unit Digital Delay. 

Tentang gitar buatan Brian May (Red Special) Banyak cerita sekitar gitar buatan Bryan May ini. Menurut Brian May, ia membuat gitar tersebut dengan bantuan ayahnya dan menamakannya “Red Special”. May membuat desain bodi, yang bentuknya mengadaptasi bentuk akustik gitar tetapi dengan memotong bodi lebih dalam di atas dan dibawah neck (cutaway) agar lebih mudah mengakses neck bagian fret 15 keatas. Ia membentuk kayu dengan menggunakan pisau lipat, pahat dan ampelas. Fingerboardnya juga mengadaptasi dari gitar akustik. Bentuk neck gitarnya tebal dan agak bulat. Neck tersebut hanya menggunakan satu baut dan tidak di-lem. Sebuah fret terpasang tepat didepan nut, sebelum fret pertama. Bentuk fretnya sendiri datar, model bus sekolah dan inlay-nya yang berbentuk titik besar (dot) adalah seperti berikut: satu titik di fret 3, dua titik di fret 7, satu titik di fret 9, tiga titik di fret 12, satu di fret 15 dan 17, dua di fret 19, satu di fret 21 dan tiga di fret 24. Selain itu juga ada titik penanda di tepi fingerboard-nya dan garis besar di tepi fret ke 5 dan ke 7. Bahan fingerboard-nya adalah kayu oak yang dilapisi sedemikian rupa hingga menyerupai kayu ebony. Neck gitar tersebut masuk jauh ke dalam bodi gitar hingga melewati pickup tengah. Bodi gitarnya sendiri berbahan kayu sejenis oak yang berasal dari sebuah meja dan dua lapisannya terbuat dari kayu balok yang dilubangi sendiri olehnya. Seluruh permukaan body gitar itu kemudian ia lapisi dengan lapisan kayu mahogany. Bindingnya terbuat dari tepian rak, entah itu rak buku atau rak lain. Bridge-nya sendiri merupakan desain dari Brian May dan ayahnya dan dibuat dengan tangan. Gagang tremolo-nya sendiri dibuat dari part sepeda, sepertinya bagian yang terdapat pada sadel sepeda, dan ujung gagang tremolo-nya adalah bagian dari jarum rajut ibunya yang ia bor sedikit. Alasan Brian May membuat sendiri tremolonya adalah karena ia tidak mampu untuk membeli tremolo Fender saat itu. Mungkin kombinasi dari bahan-bahan yang tidak umum itulah yang membuat suara gitar Brian May begitu unik dan memiliki sustain yang unik pula. 

Untuk urusan elektronik, May menggulung sendiri pickup single coil-nya, tetapi kemudian ia menggantinya dengan pickup yang ia beli dari Burns di Inggris. Selain pickup, ia juga membeli tuner. Tetapi tuner itu segera pula diganti dengan merk Sperzel. May juga mendesain perkabelan gitarnya. Pada pertengahan 90-an, Brian May bertemu dengan luthier asal Australia, Greg Fryer, yang mendapatkan ijin May untuk membuat beberapa kopi otentik dari “Red Special” buatan Brian May. Setiap gitar tersebut dibuat sepersis mungkin dengan aslinya. Bahkan lebih detil dari Brian May signature buatan Guild. Seberapa mungkin Fryer menggunakan tipe kayu, lem, finishing dan kelengkapan gitar (seperti tuner) yang sama dengan aslinya. Fryer bahkan membayar sendiri ongkos perjalanannya dari Australia ke rumah Brian May di Inggris, dimana ia secara mati-matian melakukan pengukuran dan mencatat semua spesifikasi gitar Brian May secara mendetail dan kembali ke Australia untuk mulai bekerja. Setahun kemudian Fryer kembali ke Inggris dengan 3 buah hasil kloningnya dan Brian May terpana atas hasil kerjanya. Sekarang ketiga gitar tersebut digunakan oleh Brian May. Bahkan May mempercayakan gitar aslinya kepada Greg Fryer untuk diservis. Gitar asli buatan tangan Brian May dan ayahnya sekarang kembali dalam kondisi primaBrian May menjadi salah satu dari sekian musisi yang berbakat dan memberikan pengaruh pada tahun 70-an. Ia adalah anak seorang tukang servis elektronik dan musisi. Ia ternyata ikut mewarisi bakat ayahnya dalam bidang menyolder dan musik. Namun ia sanggup menyeimbangkan ketertarikannya akan teknologi dan musisi dan kemudian melanjutkannya untuk meraih gelar di bidang Fisika. Di saat senggangnya ia menyempatkan diri membuat gitar dibantu oleh ayahnya.

Gitar buatannya ini yang kemudian menjadi trade-mark Brian May di setiap penampilannya. Saat masih sekolah ia membentuk band pertamanya, 1984, yang merupakan sebuah band instrumental. Band mereka manggung di sekitar kota London dan membuka pertunjukan artis/band legendaris seperti Traffic, Jimmi Hendrix, Pink Floyd dan Tyrannosaurus Rex (nantinya dikenal sebagai T-Rex). Pada tahun 1968, ia meninggalkan bandnya untuk memfokuskan diri pada studinya di Imperial College. Saat kuliah, May sering nongkrong bareng Roger Taylor dan kemudian membentuk band hard rock trio bernama Smile. Ia malah juga meneruskan pendidikannya setingkat S2 pada jurusan matematika dan ilmu pengetahuan, tapi kemudian malah memutuskan untuk lebih fokus pada musik secara penuh. Band Smile menandatangani kontrak dengan Mercury Records dan merilis satu single yang tidak meraih sukses. Kemudian mereka menambahkan Freddy Mercury pada posisi vokal dan merubah nama band mereka menjadi Queen. Setelah bekerja dengan beberapa bassist, akhirnya mereka menemukan dan merekrut John Deacon pada tahun 1971. Queen kemudian menandatangani kontrak dengan EMI dan merilis debut albumnya (Queen) pada tahun 1973 dengan kekuatan utama album mereka: kombinasi vokal opera Freddie Mercury dan riff-riff keren Brian May. Brian May bersama Queen terus berekperimen dengan mengembangkan sound mereka. Albun A Night at the Opera dirilis tahun 1975 dan menelurkan lagu hit “Bohemian Rhapsody”, yang memperdengarkan kemampuan musikal dan kehebatan mereka sebagai pengarang lagu. Kedua album mereka selanjutnya A Day at the Races pada tahun 1976 dan News of the World pada tahun 1977 juga meraih sukses besar di radio maupun di toko musik dengan hit-hit mereka seperti “We Will Rock You” dan bahkan “We Are The Champion” dari album News of the World malah digunakan menjadi lagu kemenangan di lomba olahraga di seluruh dunia sampai sekarang. Yang menarik adalah, salah satu lagu dari album News, “It’s Late” adalah lagu dimana Brian May menggunakan two-handed tapping dan hammer-on saat solo gitar dan setahun kemudian baru Eddie Van Halen terkenal dengan two-handed tapping gayanya sendiri. May menyebutkan bahwa tehnik tapping yang ia gunakan diconteknya dari seorang gitaris band club di daerah Texas. Menurut gitaris band tersebut malah Billy Gibbons (ZZ Top) yang pertama kali menggunakannya dan ia hanya menconteknya. Setelah Freddie Mercury wafat di tahun 1991, Queen secara resmi bubar. Hanya pada event-event khusus seperti “Concert for Life tribute to Mercury” di tahun 1992 (menggalang dana untuk Mercury Phoenix Trust, dibentuk untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya AIDS). Brian May kemudian lebih fokus bersolo karir, merilis Back to the Light pada tahun 1993. Setahun kemudian ia merilis Live at Brixton Academy, yang isinya adalah gabungan dari lagu-lagu solo karirnya dan dari koleksi lagu Queen. Pada tahun 1998 ia merilis album berjudul Another World dimana Jeff Beck ikut mengisi gitar pada lagu “The Guv’nor”. Tentang Suara Gitar dan Rig Tidak lengkap membicarakan Brian May tanpa membicarakan gitarnya. Jantung dari suara gitar May terdapat pada gitar listrik yang diberi nama “Red Special”. Gitar tersebut ia buat berdua bersama ayahnya. Sungguh sangat sulit mencari gitar listrik yang bersuara persis seperti Red Special-nya Brian May kecuali anda mendapatkan replikanya dari luthier Greg Fryer. Walaupun Guild dan Burns membuat seri signature Brian May, namun gitar buatan mereka tidak bersuara persis seperti gitar Brian May. Selain itu dalam rig Brian May sendiri terdapat beberapa efek-efek custom, termasuk diantaranya adalah Treble Booster yang digunakannya bersama ampli merk Deacon (Ampli buatan John Deacon, bassist Queen) dan sebuah splitter untuk mengirim sinyal ke tiga ampli Vox AC30 miliknya. Selain itu, Brian May juga menggunakan pick gitar yang tidak lazim. Pick yang digunakannya adalah sebuah koin sixpence (mata uang inggris). Tentang penggunaan koin sebagai pick ini Brian May beralasan bahwa koin tidak mudah lepas dari tangan karena permukaannya yang kasar dan pinggirannya bergerigi tajam. Di Inggris koin ini sudah tidak diproduksi lagi, tapi Brian May telah mengkoleksinya hingga ribuan buah sehingga ia tidak takut kehabisan. Sekarang bagaimana tentang harmoni gitarnya? Rahasianya adalah pada penggunaan 3 ampli tersebut dengan konfigurasi ampli di tengah dry dan ampli kiri kanan sebagai suara efeknya. Pada masa-masa awal karirnya Brian May sering menggunakan splitter 3-way untuk membagi sinyal gitarnya dan dua Echoplex yang di set dengan delay time yang berbeda untuk membentuk harmoni. Kedua Echoplex tersebut kemudian masing-masing menuju ampli yang ada di kiri dan kanan. Brian May sekarang sudah tidak menggunakan Echoplex dan menggantinya dengan unit Digital Delay. Tentang gitar buatan Brian May (Red Special) Banyak cerita sekitar gitar buatan Bryan May ini. Menurut Brian May, ia membuat gitar tersebut dengan bantuan ayahnya dan menamakannya “Red Special”.

May membuat desain bodi, yang bentuknya mengadaptasi bentuk akustik gitar tetapi dengan memotong bodi lebih dalam di atas dan dibawah neck (cutaway) agar lebih mudah mengakses neck bagian fret 15 keatas. Ia membentuk kayu dengan menggunakan pisau lipat, pahat dan ampelas. Fingerboardnya juga mengadaptasi dari gitar akustik. Bentuk neck gitarnya tebal dan agak bulat. Neck tersebut hanya menggunakan satu baut dan tidak di-lem. Sebuah fret terpasang tepat didepan nut, sebelum fret pertama. Bentuk fretnya sendiri datar, model bus sekolah dan inlay-nya yang berbentuk titik besar (dot) adalah seperti berikut: satu titik di fret 3, dua titik di fret 7, satu titik di fret 9, tiga titik di fret 12, satu di fret 15 dan 17, dua di fret 19, satu di fret 21 dan tiga di fret 24. Selain itu juga ada titik penanda di tepi fingerboard-nya dan garis besar di tepi fret ke 5 dan ke 7. Bahan fingerboard-nya adalah kayu oak yang dilapisi sedemikian rupa hingga menyerupai kayu ebony.

Neck gitar tersebut masuk jauh ke dalam bodi gitar hingga melewati pickup tengah. Bodi gitarnya sendiri berbahan kayu sejenis oak yang berasal dari sebuah meja dan dua lapisannya terbuat dari kayu balok yang dilubangi sendiri olehnya. Seluruh permukaan body gitar itu kemudian ia lapisi dengan lapisan kayu mahogany. Bindingnya terbuat dari tepian rak, entah itu rak buku atau rak lain. Bridge-nya sendiri merupakan desain dari Brian May dan ayahnya dan dibuat dengan tangan. Gagang tremolo-nya sendiri dibuat dari part sepeda, sepertinya bagian yang terdapat pada sadel sepeda, dan ujung gagang tremolo-nya adalah bagian dari jarum rajut ibunya yang ia bor sedikit.

Alasan Brian May membuat sendiri tremolonya adalah karena ia tidak mampu untuk membeli tremolo Fender saat itu. Mungkin kombinasi dari bahan-bahan yang tidak umum itulah yang membuat suara gitar Brian May begitu unik dan memiliki sustain yang unik pula. Untuk urusan elektronik, May menggulung sendiri pickup single coil-nya, tetapi kemudian ia menggantinya dengan pickup yang ia beli dari Burns di Inggris. Selain pickup, ia juga membeli tuner. Tetapi tuner itu segera pula diganti dengan merk Sperzel. May juga mendesain perkabelan gitarnya. Pada pertengahan 90-an, Brian May bertemu dengan luthier asal Australia, Greg Fryer, yang mendapatkan ijin May untuk membuat beberapa kopi otentik dari “Red Special” buatan Brian May. Setiap gitar tersebut dibuat sepersis mungkin dengan aslinya. Bahkan lebih detil dari Brian May signature buatan Guild. Seberapa mungkin Fryer menggunakan tipe kayu, lem, finishing dan kelengkapan gitar (seperti tuner) yang sama dengan aslinya. Fryer bahkan membayar sendiri ongkos perjalanannya dari Australia ke rumah Brian May di Inggris, dimana ia secara mati-matian melakukan pengukuran dan mencatat semua spesifikasi gitar Brian May secara mendetail dan kembali ke Australia untuk mulai bekerja. Setahun kemudian Fryer kembali ke Inggris dengan 3 buah hasil kloningnya dan Brian May terpana atas hasil kerjanya. Sekarang ketiga gitar tersebut digunakan oleh Brian May. Bahkan May mempercayakan gitar aslinya kepada Greg Fryer untuk diservis. Gitar asli buatan tangan Brian May dan ayahnya sekarang kembali dalam kondisi prima Brian May menjadi salah satu dari sekian musisi yang berbakat dan memberikan pengaruh pada tahun 70-an. Ia adalah anak seorang tukang servis elektronik dan musisi. Ia ternyata ikut mewarisi bakat ayahnya dalam bidang menyolder dan musik. Namun ia sanggup menyeimbangkan ketertarikannya akan teknologi dan musisi dan kemudian melanjutkannya untuk meraih gelar di bidang Fisika. Di saat senggangnya ia menyempatkan diri membuat gitar dibantu oleh ayahnya. Gitar buatannya ini yang kemudian menjadi trade-mark Brian May di setiap penampilannya. Saat masih sekolah ia membentuk band pertamanya, 1984, yang merupakan sebuah band instrumental. Band mereka manggung di sekitar kota London dan membuka pertunjukan artis/band legendaris seperti Traffic, Jimmi Hendrix, Pink Floyd dan Tyrannosaurus Rex (nantinya dikenal sebagai T-Rex). Pada tahun 1968, ia meninggalkan bandnya untuk memfokuskan diri pada studinya di Imperial College. Saat kuliah, May sering nongkrong bareng Roger Taylor dan kemudian membentuk band hard rock trio bernama Smile. Ia malah juga meneruskan pendidikannya setingkat S2 pada jurusan matematika dan ilmu pengetahuan, tapi kemudian malah memutuskan untuk lebih fokus pada musik secara penuh. Band Smile menandatangani kontrak dengan Mercury Records dan merilis satu single yang tidak meraih sukses. Kemudian mereka menambahkan Freddy Mercury pada posisi vokal dan merubah nama band mereka menjadi Queen. Setelah bekerja dengan beberapa bassist, akhirnya mereka menemukan dan merekrut John Deacon pada tahun 1971. Queen kemudian menandatangani kontrak dengan EMI dan merilis debut albumnya (Queen) pada tahun 1973 dengan kekuatan utama album mereka: kombinasi vokal opera Freddie Mercury dan riff-riff keren Brian May. Brian May bersama Queen terus berekperimen dengan mengembangkan sound mereka. Albun A Night at the Opera dirilis tahun 1975 dan menelurkan lagu hit “Bohemian Rhapsody”, yang memperdengarkan kemampuan musikal dan kehebatan mereka sebagai pengarang lagu. Kedua album mereka selanjutnya A Day at the Races pada tahun 1976 dan News of the World pada tahun 1977 juga meraih sukses besar di radio maupun di toko musik dengan hit-hit mereka seperti “We Will Rock You” dan bahkan “We Are The Champion” dari album News of the World malah digunakan menjadi lagu kemenangan di lomba olahraga di seluruh dunia sampai sekarang. Yang menarik adalah, salah satu lagu dari album News, “It’s Late” adalah lagu dimana Brian May menggunakan two-handed tapping dan hammer-on saat solo gitar dan setahun kemudian baru Eddie Van Halen terkenal dengan two-handed tapping gayanya sendiri. May menyebutkan bahwa tehnik tapping yang ia gunakan diconteknya dari seorang gitaris band club di daerah Texas.

 Menurut gitaris band tersebut malah Billy Gibbons (ZZ Top) yang pertama kali menggunakannya dan ia hanya menconteknya. Setelah Freddie Mercury wafat di tahun 1991, Queen secara resmi bubar. Hanya pada event-event khusus seperti “Concert for Life tribute to Mercury” di tahun 1992 (menggalang dana untuk Mercury Phoenix Trust, dibentuk untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya AIDS). Brian May kemudian lebih fokus bersolo karir, merilis Back to the Light pada tahun 1993. Setahun kemudian ia merilis Live at Brixton Academy, yang isinya adalah gabungan dari lagu-lagu solo karirnya dan dari koleksi lagu Queen. Pada tahun 1998 ia merilis album berjudul Another World dimana Jeff Beck ikut mengisi gitar pada lagu “The Guv’nor”.

Tentang Suara Gitar dan Rig Tidak lengkap membicarakan Brian May tanpa membicarakan gitarnya. Jantung dari suara gitar May terdapat pada gitar listrik yang diberi nama “Red Special”. Gitar tersebut ia buat berdua bersama ayahnya. Sungguh sangat sulit mencari gitar listrik yang bersuara persis seperti Red Special-nya Brian May kecuali anda mendapatkan replikanya dari luthier Greg Fryer. Walaupun Guild dan Burns membuat seri signature Brian May, namun gitar buatan mereka tidak bersuara persis seperti gitar Brian May. Selain itu dalam rig Brian May sendiri terdapat beberapa efek-efek custom, termasuk diantaranya adalah Treble Booster yang digunakannya bersama ampli merk Deacon (Ampli buatan John Deacon, bassist Queen) dan sebuah splitter untuk mengirim sinyal ke tiga ampli Vox AC30 miliknya. Selain itu, Brian May juga menggunakan pick gitar yang tidak lazim. Pick yang digunakannya adalah sebuah koin sixpence (mata uang inggris).

Tentang penggunaan koin sebagai pick ini Brian May beralasan bahwa koin tidak mudah lepas dari tangan karena permukaannya yang kasar dan pinggirannya bergerigi tajam. Di Inggris koin ini sudah tidak diproduksi lagi, tapi Brian May telah mengkoleksinya hingga ribuan buah sehingga ia tidak takut kehabisan. Sekarang bagaimana tentang harmoni gitarnya? Rahasianya adalah pada penggunaan 3 ampli tersebut dengan konfigurasi ampli di tengah dry dan ampli kiri kanan sebagai suara efeknya. Pada masa-masa awal karirnya Brian May sering menggunakan splitter 3-way untuk membagi sinyal gitarnya dan dua Echoplex yang di set dengan delay time yang berbeda untuk membentuk harmoni. Kedua Echoplex tersebut kemudian masing-masing menuju ampli yang ada di kiri dan kanan. Brian May sekarang sudah tidak menggunakan Echoplex dan menggantinya dengan unit Digital Delay. Tentang gitar buatan Brian May (Red Special)













Banyak cerita sekitar gitar buatan Bryan May ini. Menurut Brian May, ia membuat gitar tersebut dengan bantuan ayahnya dan menamakannya “Red Special”. May membuat desain bodi, yang bentuknya mengadaptasi bentuk akustik gitar tetapi dengan memotong bodi lebih dalam di atas dan dibawah neck (cutaway) agar lebih mudah mengakses neck bagian fret 15 keatas. Ia membentuk kayu dengan menggunakan pisau lipat, pahat dan ampelas. Fingerboardnya juga mengadaptasi dari gitar akustik. Bentuk neck gitarnya tebal dan agak bulat. Neck tersebut hanya menggunakan satu baut dan tidak di-lem. Sebuah fret terpasang tepat didepan nut, sebelum fret pertama. Bentuk fretnya sendiri datar, model bus sekolah dan inlay-nya yang berbentuk titik besar (dot) adalah seperti berikut: satu titik di fret 3, dua titik di fret 7, satu titik di fret 9, tiga titik di fret 12, satu di fret 15 dan 17, dua di fret 19, satu di fret 21 dan tiga di fret 24. Selain itu juga ada titik penanda di tepi fingerboard-nya dan garis besar di tepi fret ke 5 dan ke 7. Bahan fingerboard-nya adalah kayu oak yang dilapisi sedemikian rupa hingga menyerupai kayu ebony. Neck gitar tersebut masuk jauh ke dalam bodi gitar hingga melewati pickup tengah. Bodi gitarnya sendiri berbahan kayu sejenis oak yang berasal dari sebuah meja dan dua lapisannya terbuat dari kayu balok yang dilubangi sendiri olehnya. Seluruh permukaan body gitar itu kemudian ia lapisi dengan lapisan kayu mahogany. Bindingnya terbuat dari tepian rak, entah itu rak buku atau rak lain. Bridge-nya sendiri merupakan desain dari Brian May dan ayahnya dan dibuat dengan tangan. Gagang tremolo-nya sendiri dibuat dari part sepeda, sepertinya bagian yang terdapat pada sadel sepeda, dan ujung gagang tremolo-nya adalah bagian dari jarum rajut ibunya yang ia bor sedikit. Alasan Brian May membuat sendiri tremolonya adalah karena ia tidak mampu untuk membeli tremolo Fender saat itu. Mungkin kombinasi dari bahan-bahan yang tidak umum itulah yang membuat suara gitar Brian May begitu unik dan memiliki sustain yang unik pula. Untuk urusan elektronik, May menggulung sendiri pickup single coil-nya, tetapi kemudian ia menggantinya dengan pickup yang ia beli dari Burns di Inggris. Selain pickup, ia juga membeli tuner. Tetapi tuner itu segera pula diganti dengan merk Sperzel. May juga mendesain perkabelan gitarnya. Pada pertengahan 90-an, Brian May bertemu dengan luthier asal Australia, Greg Fryer, yang mendapatkan ijin May untuk membuat beberapa kopi otentik dari “Red Special” buatan Brian May. Setiap gitar tersebut dibuat sepersis mungkin dengan aslinya. Bahkan lebih detil dari Brian May signature buatan Guild. Seberapa mungkin Fryer menggunakan tipe kayu, lem, finishing dan kelengkapan gitar (seperti tuner) yang sama dengan aslinya. Fryer bahkan membayar sendiri ongkos perjalanannya dari Australia ke rumah Brian May di Inggris, dimana ia secara mati-matian melakukan pengukuran dan mencatat semua spesifikasi gitar Brian May secara mendetail dan kembali ke Australia untuk mulai bekerja. Setahun kemudian Fryer kembali ke Inggris dengan 3 buah hasil kloningnya dan Brian May terpana atas hasil kerjanya. Sekarang ketiga gitar tersebut digunakan oleh Brian May. Bahkan May mempercayakan gitar aslinya kepada Greg Fryer untuk diservis. Gitar asli buatan tangan Brian May dan ayahnya sekarang kembali dalam kondisi prima 

 3. John Deacon 
 
 

















John Richard Deacon (lahir 19 Agustus 1951 di Leicester, Britania Raya) ialah musikus Inggris, terkenal sebagai pebass di grup musik rock Queen. Sebelum bergabung dengan Queen, John pernah bergabung dengan grup musik amatir seperti the Opposition.John Deacon memutuskan untuk pensiun dari dunia musik.


4. Roger Taylor



Roger Meddows-Taylor atau Roger Taylor (lahir 26 Juli 1949; umur 60 tahun) adalah musisi yang paling dikenal sebagai drummer dan backing vocalist kelompok Queen. Ia juga penulis lagu handal, menyumbang setidaknya satu lagu setiap album, dan dapat memainkan berbagai alat musik seperti gitar, bas, dan keyboard.
Roger Taylor lahir di Norfolk. Setelah pindah ke Cornwall, pada usia 8 tahun ia mulai belajar bermain gitar. Setelah tamat sekolah ia pindah ke London untuk mempelajari kedokteran gigi, namun kemudian beralih ke biologi. Pada 1968 ia bertemu dengan Brian May dan Tim Staffell dan membentuk kelompok musik Smile. Setelah Staffell hengkang, Freddie Mercury dan John Deacon bergabung dan mereka membentuk Queen.

Apa yang menyebabkna Queen melegenda?
Beberapa pengamat music mengatakan itu karena mereka memainkan komposisi music yang beraras pada beragam genre yang sebelumnya. Sebut saja Heavy Metal,Hard Rock,Pop Rock,Disko Dansa,Progresive Rock,Blues Rock,Rock Psikodelik.liriknya pun mnyuratkan keberagaman genre dari Rock,Country,Ragtime,Opera,Gospel,Vaudeville hingga Folk. Yang paling fenomenal dari karya mereka adalah pelibatan penonton kedalam lagu mereka. Itu hal tersebut belum pernah dilakukan kelompok band lain contohnya lagu “We Will Rock You” dan”We e The Champions”

Momen paling spektakuler adalah konser yang didedikasika untuknya pada 20 April 1992 yang bertajuk The Freddy Mercury Tribute Concert yang iadakan di staion Wembley,London. Lihat saja yang tampil saat itu Def Lepard,Lisa Stansfield,Elton John,David Bowie,Robert Plan,Tony Iommi,Annie Lennox,Guns n Roses,Extreme,Roger Daltrey,George Michael,Ian Hunter,Mick Ronson,Zucchero,Metallica,Lisa Minnelli,Elizabeth Taylor, dan Spinal Tap, dan tentu saja tiga personel Queen yang tersisa.
Itu bukan saja konser dedikasi luar biasa kepada seseorang yang tela meninggal,catat saja konser yang ditayangkan televisi itu ditonton sekitar 1,2 miliar orang. Pantas saja The Guinnes Book Of Record mencatatnya sebagai “konser paling menguntungkan dari para bintang Rock”. 20 juta poundsterling terkumpul yang selanjutnya didonasikan untuk penderita AIDS.

1 komentar:

Syamsul maarif mengatakan...

Hebat Bro

Posting Komentar

Tinggalkanlah sedikit komentar..karena akan sangat berkesan bagi saya,

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...